Pangkalpinang - Bertepatan dengan HUT Kota Pangkalpinang yang ke-267 pada 17 September 2024, sebuah momentum penting bagi demokrasi lokal tercipta. Ratusan warga yang tergabung dalam Gerakan Kotak Kosong meresmikan kantor baru mereka, Rumah Aspirasi Kotak Kosong, di Jalan Jenderal Sudirman, tepat di samping ikon kota, Tugu Kerito Surong. Acara ini tak hanya menjadi simbol perjuangan moral, tetapi juga bentuk perlawanan terhadap ketiadaan pilihan dalam pemilihan kepala daerah yang hanya diikuti satu pasangan calon. Selasa (17/9/2024).
Kehadiran ratusan relawan dari berbagai kalangan memperlihatkan antusiasme masyarakat yang kian tumbuh terhadap gerakan ini. Mereka bersatu dalam satu tujuan: memperjuangkan demokrasi yang sehat dengan memberikan alternatif nyata kepada masyarakat, yaitu kotak kosong.
Acara dimulai dengan prosesi sederhana namun penuh makna. Potong tumpeng sebagai bentuk rasa syukur atas tercapainya momentum ini mengawali acara, diikuti dengan penandatanganan dukungan di atas kain putih.
Setelah itu, para simpul relawan satu per satu menyampaikan orasinya di depan Tugu Kerito Surong, mengobarkan semangat perubahan di hati para peserta yang hadir.
Antusiasme Warga dan Kehadiran Tokoh Masyarakat
Kehadiran sejumlah tokoh masyarakat yang terkenal di Kota Pangkalpinang turut memberikan bobot lebih pada acara ini. Di antara yang hadir adalah Radmida Dawam, mantan Sekretaris Daerah Kota Pangkalpinang, Ismiryadi alias Dodot, mantan Ketua DPRD Provinsi Bangka Belitung, Suparlan Dulaspar, mantan Kepala Dinas PUPR Kota Pangkalpinang, serta Badaruddin Usman, mantan Ketua DPRD Kota Pangkalpinang.
Selain itu, Sukirman Tanjung, Suhartini, mantan pejabat di Kota Pangkalpinang, serta Sarpin, juga turut bergabung bersama ratusan relawan yang mendukung gerakan ini. Dan mantan aktifis LSM Zamhari juga hadir memberikan dukungannya atas peresmian rumah aspirasi rumah kotak kosong kota Pangkalpinang.
Eka Mulya Putra, Koordinator Kotak Kosong, dalam sambutannya menjelaskan bahwa gerakan ini adalah gerakan moral, lahir dari kesadaran masyarakat akan perlunya perubahan menuju demokrasi yang lebih sehat.
"Ini gerakan murni, tanpa sponsor. Semua yang ada di sini dilakukan atas dasar gotong royong. Kami bersama-sama menyewa ruko ini untuk dijadikan posko, dan makanan serta minuman yang ada juga dibawa dari rumah masing-masing oleh para relawan," kata Eka.
Menurutnya, Rumah Aspirasi Kotak Kosong ini menjadi ruang berkumpul yang sebelumnya tidak dimiliki oleh para relawan.
Kini, dengan adanya posko ini, para relawan memiliki tempat untuk berdiskusi, merumuskan strategi, dan menyampaikan aspirasi mereka terkait kondisi politik di Pangkalpinang.
Semangat Perjuangan Tanpa Uang Transport
Radmida Dawam, dalam pidatonya, memberikan semangat kepada para relawan. Dengan nada tegas, ia bertanya kepada mereka apakah siap memenangkan kotak kosong dalam pemilihan mendatang. Serentak, seluruh relawan menjawab dengan lantang, "Siap!"
Radmida kemudian kembali menantang mereka, "Apakah kalian tetap siap meski tidak diberikan uang transport atau fasilitas lainnya?" Lagi-lagi, jawabannya tetap "Siap!" menunjukkan komitmen kuat dari para relawan yang ingin memperjuangkan kotak kosong tanpa mengharapkan imbalan materi.
Protes Terhadap Demokrasi yang Tersandera
Sementara itu, Badaruddin Usman, salah satu tokoh masyarakat yang disegani di Kota Pangkalpinang, mengungkapkan bahwa kondisi demokrasi di kota ini telah mengecewakan banyak orang.
Menurutnya, masyarakat marah dan frustrasi dengan hanya adanya satu pasangan calon dalam pemilihan kepala daerah, yang seolah tidak memberikan ruang bagi pilihan lain.
"Demokrasi seharusnya memberikan rakyat pilihan, bukan membiarkan mereka dalam situasi tanpa pilihan. Karena itu, kotak kosong adalah alternatif yang nyata. Ambil uangnya, tapi jangan pilih orangnya!" serunya, yang disambut tepuk tangan dan sorak sorai dari para relawan.
Kata-kata Badaruddin ini menggema di hati banyak relawan yang merasa bahwa saat ini, demokrasi di Pangkalpinang sedang tersandera oleh kepentingan politik tertentu.
Mereka melihat gerakan kotak kosong sebagai cara untuk merebut kembali hak demokrasi yang sehat, di mana pilihan harus tetap ada bagi masyarakat.
Penutupan dan Orasi Bergantian
Setelah sambutan dari para tokoh, para simpul relawan mengambil giliran untuk menyampaikan orasi mereka.
Mereka berbicara dengan penuh semangat, membakar motivasi para relawan untuk terus memperjuangkan kotak kosong sebagai simbol perubahan. Meski suasana sempat memacetkan lalu lintas di sekitar lokasi, para relawan tetap tertib mengikuti jalannya acara.
Acara peresmian Rumah Aspirasi Kotak Kosong ini menjadi bukti bahwa gerakan kotak kosong bukan sekadar protes biasa, tetapi sebuah gerakan moral yang tumbuh dari ketidakpuasan masyarakat terhadap situasi politik saat ini.
Dengan semangat gotong royong dan tanpa pamrih, para relawan berkomitmen untuk terus berjuang demi demokrasi yang lebih baik. (Mung Harsanto/KBO Babel)
Tags
Peristiwa